Jumat, 06 Februari 2015

KPK vs POLRI

Begini Analisa Pengamat Soal 4 Strategi Presiden Jokowi Hadapi Kisruh Polri Vs KPK




Dua pekan terakhir, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dihadapkan dengan polemik antara dua lembaga penegak hukum, KPK vs Polri. Kasus ini menjadi ujian bagi wibawa Jokowi karena banyak opini publik yang menekannya untuk bisa memenuhi ekspektasi masyarakat.

Namun rupanya presiden Jokowi tak tinggal diam. Dari kacamata pengamat, ada beberapa strategi yang dimainkan Jokowi untuk bisa bertahan.


“Saya melihat ada 4 strategi yang sekarang dilakukan Jokowi dan dia tunjukkan di panggung yang bisa terbaca,” kata pengamat politik Gun Gun Heryanto, dalam acara diskusi Polemik di Warung Daun, Jalan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (31/1/2015).


Pengamat dari Universitas Islam Syarif Hidayatullah ini menyebut Jokowi melakukan strategi mengulur waktu. Hal ini dilakukannya saat dapat tekanan setelah 9 fraksi di DPR ramai-ramai menyetujui Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri meski sudah berstatus tersangka di KPK.


“Mereka melempar bola panas ke Jokowi, dilema dihadapi Jokowi antara harus ikut ambil keputusan DPR dan menghadapi resistensi masyarakat. Dia akhirnya tunda pelantikan, sebagai exit strategy sementara,” tuturnya.


Kedua, strategi prakondisi untuk menetralkan beragam pandangan di ruang publik khususnya di media massa. Pada tahap ini, Jokowi memilih 9 orang tokoh menjadi tim khusus untuk mengalihkan fokus publik yang sebelumnya semata-mata diarahkan kepada dia.


“Sehingga akhirnya Jokowi berasa ditamangi tim 9. Ini menyebabkan opini tersebar, tidak hanya fokus pada Jokowi. Meskipun akhirnya rekomendasi tim 9 juga jadi polemik tersendiri,” jelasnya.

Kemudian, strategi ketiga, yakni pemanfaatan media massa. Menurut Gun Gun, sejak kasus ini bergulir banyak media mainstream yang dilibatkan dan diundang ke istana. Seperti diketahui, selain media yang punya pos liputan tetap di istana, beberapa waktu lalu, Jokowi melakukan liputan khusus bersama media internasional yang menemaninya blusukan sejak pagi hingga petang.

“Ini tentunya bisa memasok sudut pandang istana ke publik. Dan ini jadi ruang yang menambah bobot politik di masyarakat menjadi lebih terkanalisasi. Sehingga Jokowi punya kesempatan untuk berdialektika tanpa banyak distorsi,” tuturnya.

Strategi keempat, yakni zona possible agreement. Menurut Gun Gun, jurus ini biasanya dilakukan saat di bawah tekanan politik luar biasa. Hal ini ditunjukkan Jokowi dengan menemui Prabowo, Habibie, dan Kompolnas pada Kamis (29/1) lalu. Meski ada tiga pertemuan dalam satu hari, fokus panggung utama adalah dengan Prabowo.

“Pernyataan Prabowo yang bilang akan dukung pemerintahan menjadi fokus media. Ini yang diinginkan. Jokowi memanfaatkan panggung ini untuk memberikan pesan kepada elit parpol yang ada di sekitar istana yang memberi tekanan ke Jokowi,” ujarnya.

Namun, Gun Gun menambahkan, strategi Jokowi tersebut hanya bisa bertahan untuk sementara waktu. Gejolak dan desakan publik akan lebih menguat jika sang Kepala Negara tidak bertindak cepat untuk mencari solusi tentang kasus BG yang menjadi hilir polemic cicak vs buaya.

“Strategi-strategi ini pada akhirnya akan bermuara pada apakah dia akan segera melantik dan tidak Budi Gunawan. Apakah pada akhirnya Jokowi akan tegas?,” pungkasnya.


Sumber:http://m.detik.com/news/read/2015/01/31/154011/2820031/10/2/begini-analisa-pengamat-soal-4-strategi-presiden-jokowi-hadapi-kisruh-polri-vs-kpk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar